Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label CERBUNG

PENDEKAR DARI PUNCAK MERAPI (0110)

Cerita Bersambung (CerBung) PENDEKAR DARI PUNCAK MERAPI (0110) Oleh: Ki Kusumo P.D.A.J. Memasuki hutan Karangasem keadaan jalan yang dirintis oleh tim pendahulu hampir sama dengan hutan Jombor, hanya saja di hutan tersebut beberapa ladang penduduk sudah mulai ada. Hal tersebut menandakan kalau di sekitar sudah ada pemukiman penduduk. Mendekati tempat pemberhentian sementara yang sedang dibangun, mulai terdengar sayup-sayup suara kapak dll yang digunakan oleh para pekerja. Pekerjaan pembangunan tempat pemberhentian tersebut dipercepat, karena semakin banyaknya para pengungsi di Kotaraja, dan sebagian besar berminat untuk ikut pindah menemukan penghidupan baru. Bekel Taruno yang bertanggungjawab untuk menyiapkan jalur lintasan dan pemukiman sementara di beberapa tempat harus bekerja ekstra untuk menyelesaikan. Wilayah hutan Karangasem merupakan tempat persinggahan pertama yang harus segera diselesaikan, kemudian ke timur akan dibangun lagi beberapa persinggahan. Direncanakan bila hut...

PENDEKAR DARI PUNCAK MERAPI (0109)

Cerita Bersambung (CerBung) PENDEKAR DARI PUNCAK MERAPI (0109) Oleh: Ki Kusumo P.D.A.J. Perkelahian pun terjadi, mendapat serangan yang tiba-tiba dengan cepat manusia bertopeng mundur ke belakang bersalto  Jati Pranomo tidak membiarkan lawannya menghindar mundur, ia pun melanjutkan serangan dengan mengepalkan tinju mengarah ke kepala lawannya. Dengan mudah manusia bertopeng menghindar sambil menyarangkan tendangan menyapu kaki Jati Pranomo yang badannya terbawa ke depan mengikuti pukulannya  Untung saja Jati Pranomo masih mampu menyentakkan kakinya, sehingga ia sedikit melenting ke kanan menghindari sapuan kaki manusia bertopeng. Perkelahian pun berlanjut, ternyata mereka memiliki jurus-jurus yang hampir sama kuat, baik untuk serangan maupun pertahanan. Setelah beberapa waktu, mereka saling serang dan tangkis, akhirnya manusia bertopeng mengeluarkan senjata rahasia yang berupa paser. Beberapa dilontarkan oleh manusia bertopeng, tetapi Jati Pranomo masih bisa menghindar. Me...

PENDEKAR DARI PUNCAK MERAPI (0108)

Cerita Bersambung (CerBung) PENDEKAR DARI PUNCAK MERAPI (0108) Oleh: Ki Kusumo P.D.A.J. Bekel Taruno yang mendapat laporan tentang kejadian penyerangan di hutan Karangasem segera memerintahkan beberapa prajurit ''telik sandi'' untuk memperkuat penjagaan pembangunan tempat pemberhentian. Situasi penyerangan dan berbagai gangguan dalam proses penyiapan jalur dan perpindahan sudah diperhitungkan dengan melibatkan banyak pihak, tertutama dari pergutuan ilmu kanuragan. Jati Pragolo dan Jati Pranomo yang bertugas mengawal pamannya selalu mendampingi kemanapun Bekel Taruno bertugas. Demikian pula di saat kunjungan ke hutan Karangasem, mereka bertiga beserta prajurit yang akan ditempatkan di hutan Karangasem, pagi-pagi benar sudah bersiap untuk berangkat. Meteka tidak mengenakan pakaian keprajuritan tetapi menyamar sebagai pedagang gerabah yang membawa berbagai kebutuhan yang diperlukan di tempat perhentian. Juga membawa peralatan pertanian cangkul, sabit, garu dll  Perjalanan ...

PENDEKAR DARI PUNCAK MERAPI (0107)

Cerita Bersambung (CerBung) PENDEKAR DARI PUNCAK MERAPI (0107) Oleh: Ki Kusumo P.D.A.J Hampir saja lurah prajurit terkena trisula di lehernya dan tentu dapat menewaskannya. Gendis yang melihat situasi tersebut meloncat sambil mengambil pedangnya menghadapi pimpinan gerombolan Gagak Wetan yang bergulung-gulung terjatuh karena terbawa oleh kekuatannya sendiri yang benturan dengan pedang Gendis. Dengan sedikit susah payah ia berdiri dan mengumpat karena campur tangan Gendis, namun belum sampai selesai umpatannya, Gendis menyerangnya dengan ganas sehingga terpaksa pimpinan gerombolan Gagak Wetan meloncat surut ke belakang menghindari tebasan pedang Gendis dan bersiap melakukan serangan balik  Pimpinan Gagak Wetan menggeram ketika melihat Gendis di depannya, ia benar-benar marah karena Gendis telah menggagalkannya membunuh lurah prajurit yang sudah tidak memiliki lagi kesempatan menghindar. Oleh karena itu ia pun menyiapkan aji pamungkas untuk melumat Gendis, yang juga tidak tinggal dia...

PENDEKAR DARI PUNCAK MERAPI (0106)

Cerita Bersambung (CerBung) PENDEKAR DARI PUNCAK MERAPI (0106) Oleh: Ki Kusumo P.D.A.J. Pertempuran terus berlangsung, Gendis sudah tidak ada lawan lagi, ia pun menyarungkan pedangnya dan memperhatikwn sekeliling. Lurah prajurit masih bertempur dengan pimpinan gerombolan penyerang dan perkelahian seperti berimbang. Ibunya yakni Bibi Wardani dikeroyok lima orang dan tampaknya masih mampu mengatasi, sedangkan prajurit yang lain masing-masing menghadapi satu orang. Secsra keseluruhan pertempuran berimbang, untuk sementara Gendis berjaga-jaga kalau ada yang membutuhkan bantuan. Lurah prajurit bertempur dengan kecepatan tinggi, sebagai prajurit terlatih ia benar-benar bisa diandalkan, meskipun lawannya berbadan tinggi besar sedangkan lurah prajurit bertubuh kecil tinggi tetapi ia mampu mengimbangi semua serangan lawannya dengan gesit. Lawannya pun menjadi frustrasi karena serangannya tidak pernah mengenai sasaran, dengan mudah lurah prajurit berkelit sambil menggunakan pedangnya untuk balik...

PENDEKAR DARI PUNCAK MERAPI (0105)

Cerita Bersambung (CerBung) PENDEKAR DARI PUNCAK MERAPI (0105) Oleh: Ki Kusumo P.D.A.J Gendis yang menyamar sebagai penyedia logistik makan bersama Bibi Wardani telah ikut bertempur, setelah beberapa pekerja berlari masuk ke bangunan untuk memasak. Keduanya terkejut dan begitu tahu ada penyerangan, mereka berdua langsung masuk ke arena dengan masing-masing memilih lawan yang menjadi pimpinan kelompok.  Lurah prajurit "telik sandi''  yang mengkomandani pasukan yang bertugas membuka hutan untuk persinggahan menghadapi pimpinan gerombolan penyerang  yang ternyata cukup tangguh. Dengan menggunakan trisula pimpinan gerombolan berhasil mematahkan serangan lurah prajurit yang menggunakan pedang. Pertempuran keduanya seimbang, masing-masing memiliki ketangkasan menggunakan senjatanya masing-masing. Benturan antar senjata terjadi beberapa kali yang menimbulkan bunyi gemerencing disusul dengan teriakan-teriakan yang keluar secara spontan. Gendis yang menghadapi anggota gwrombalan y...

PENDEKAR DARI PUNCAK MERAPI (0104)

Cerita Bersambung (CerBung) PENDEKAR DARI PUNCAK MERAPI (0104) Oleh: Ki Kusumo P.D.A.J Untuk mengamankan jalur menuju Tamelang telah ditugaskan pasukan 'telik sandi' yang terdiri dari tokoh-tokoh ilmu kanuragan yang bersedia bergabung demi kemajuan rakyat dan ketenangan serta kedamaian masyarakat. Banyak tokoh berpengaruh bergabung karena sudah ''muak'' dengan perilaku yang hanya mementingkan jabatan, kekuasaan dan harta tanpa peduli kesejahteraan masyarakat. Bercampur aduknya permasalahan di Kotaraja semakin mendorong orang mencari tempat yang aman. Selain semakin meningkatnya tindak kriminalitas di Kotaraja, banyak sumberdaya yang mulai beralih ke wilayah yang menjadi jalur menuju Tamelang. Mereka mendirikan berbagai sarana yang dibutuhkan oleh mereka yang melakukan eksodus atau perpindahan. Propaganda untuk mencari kehidupan yang lebih baik terus berlangsung di Kotaraja, bahkan mulai merambah ke daerah lain. Semakin banyak orang tertarik untuk berpindah menda...

PENDEKAR DARI PUNCAK MERAPI (0103)

Cerita Bersambung (CerBung) PENDEKAR DARI PUNCAK MERAPI (0103) Oleh: Ki Kusumo P.D.A.J Memang secara fisik Bapa Anggling sudah cukup berumur, tetapi semangatnya untuk berbagi kemampuan terus berkobar, sehingga kadang lupa akan keterbatasan fisiknya. Kedatangan kedua cucunya menjadikan Bapa Anggling kembali pulih, sehingga sore hari beliau sudah kembali duduk-duduk di pendopo ditemani oleh Ki Joko dan Bapa Jati. Mereka bercerita cukup asyik diselingi canda tawa. Suasana pendopo yang lebih dari  satu minggu sunyi, kembali hidup dengan telah pulihnya Bapa Anggling. Sudah menjadi kebiasaan setiap sore selepas menjalankan kegiatan mendampingi para cantrik, Bapa Anggling duduk di pendopo ditemani cantrik senior membicarakan berbagai hal tentang perkembangan perguruan Walang Kinasih. Pendopa juga tidak pernah sepi karena kedatangan tamu-tamu yang memiliki berbagai keperluan untuk bertemu Bapa Anggling. Hari ini untuk pertama kalinya kedua cucunya menemani dan hal tersebut menjadikan Bapa ...

PENDEKAR DARI PUNCAK MERAPI (0102)

Cerita Bersambung (CerBung) PENDEKAR DARI PUNCAK MERAPI (0102) Oleh: Ki Kusumo P.D.A.J Situasi tersebut membuat rombongan Ki Joko dan Bapa Jati berhenti. Mereka semua merenungkan betapa dahsyatnya letusan gunung Merapi, yang mengakibatkan hilangnya pemukiman di lereng selatan gunung Merapi. Mengingat tidak mungkin masuk ke wilayah bencana, apalagi nampak hamparan batu, kerikil dan pasir tersebut masih mengepulkan asap tipis, yang berarti kondisinya masih panas, maka rombongan kembali membicarakan kelanjutan perjalanan. Suka tidak suka, akhirnya mereka sepakat meneruskan perjalanan ke Kiskendo, meskipun ada rasa kecewa dan prihatin di hati Rara Selasih. Tidak mungkin ia mencari sendiri ayahnya, disamping itu ayahnya sudah berencana untuk ke Kiskendo, hanya karena gunung Merapi aktif dan beliau sebagai penanggungjawab penduduk di pedukuhan Loh Watu, maka harus menunda perjalanan ke Kiskendo. Untung Rara Selasih bersama orang-orang tua yang sudah menjadi sepwrti kakek dan neneknya, jadi i...

PENDEKAR DARI PUNCAK MERAPI (0101)

Cerita Bersambung (CerBung) PENDEKAR DARI PUNCAK MERAPI (0101) Oleh: Ki Kusumo P.D.A.J Pandu dan Ningrum melambaikan tangan pada si kakek sambil berteriak menyampwikan terima kasih boleh melewati hutan larangan dengan selamat dan berjanji suatu saat akan berkunjung bertemu dengan si kakek. Nampak si kakek berjumpalitan dan diikuti oleh monyet-monyet yang ada sambil mengeluarkan suara yang riuh. Terdengar suara si kakek berseru: ''Gunakan ilmu kalian untuk kedamaian .... jangan sekali-kali untuk berbuat kejahatan .... aku akan menghukum kalian kalau itu kalian lakukan.'' sambil dikuti tawa menyerigai dan suara aneh yang diikuti gerombolan monyet. Pandu dan Ningrum pun berteriak akan melaksanakan perintah si kakek, dan terus berjalan keluar hutan larangan. Sekarang mereka berdua memahami, ternyata si kakek penguasa hutan larangan. Selain itu, si kakek juga seorang petapa aneh yang menguasai ilmu kanuragan tingkat tinggi, tetapi juga seseorang yang berkepribadian ganda...

PENDEKAR DARI PUNCAK MERAPI (0100)

Cerita Bersambung (CerBung) PENDEKAR DARI PUNCAK MERAPI (0100) Oleh: Ki Kusumo P.D.A.J Setelah mengamati situasi yang ada, Pandu dan Ningrum memutuskan untuk menghindari kerumunan binatang tersebut agar tidak mengganggu binatang yang sedang asyik mencari makan, apalagi jumlah monyet yang begitu banyak dapat membahayakan kalau diganggu. Kemungkinan monyet-monyet tersebut turun gunung karena situasi di puncak Merapi sangat membahayakan diakibatkan adanya letusan. Biasanya binatang akan turun dari puncak Metapi  sebelum gunung meletus, mereka memiliki insting yang kuat terhadap adanya bencana yang akan datang.  Itulah yang menjadi salah satu bacaan alam bagi mereka yang tinggal di sekitar gunung Merapi, kalau binatang mulai turun gunung pertanda adanya bencana dan penduduk mulai waspada serta bersiap untuk meninggalkan lokasi mencari tempat yang lebih aman. Pengetahuan ini disampaikan turun temurun sehingga tidak terjadi banyak korban. Namun betapa kagetnya mereka berdua ketika m...

PENDEKAR DARI PUNCAK MERAPI (0099)

Cerita Bersambung (CerBung) PENDEKAR DARI PUNCAK MERAPI (0099) Oleh: Ki Kusumo P.D.A.J Selesai bermeditasi si kakek kembali berbaring di dekat perapian, tidak lama kemudian terdengar suara dengkur, menandakan kakek sudah kembali tertidur. Pandu dan Ningrum tetap berusaha tidur, pura-pura tidak terjadi apa-apa, tetapi tetap saja mata tidak bisa terpejam. Meskipun si kakek tidak melakukan tindakan yang membahayakan, namun Pandu tetap memberi isyarat pada Ningrum untuk wapada dan berhati-hati. Oleh karena itu, mereka mengatur untuk bergantian berjaga. Meskipun ketika giliran Ningrum yang berjaga tetapi Pandu tidak bisa tidur juga karena hatinya was-was jika terjadi sesuatu pada Ningrum. Begitulah seorang suami selalu perhatian, menyayangi, mendahulukan kepentingan istri dan bersedia berkorban untuk istri yang dicintai  Ketika ayam hutan berkokok, pagi-pagi si kakek sudah pergi meninggalkan perapian, Pandu dan Ningrum hanya mengamati arah kepergian si kakek yang menuju ke selatan dan h...

PENDEKAR DARI PUNCAK MERAPI (0098)

Cerita Bersambung (CerBung) PENDEKAR DARI PUNCAK MERAPI (0098) Oleh: Ki Kusumo P.D.A.J Di bawah rembulan yang mulai memperlihatkan sinarnya, mereka berdua membuat perapian untuk mengusir nyamuk dan menakut-nakuti binatang malam. Ikan yang tadi sore ditangkap sudah beraaa di perapian untuk jadi ikan bakar yang lezat di kala perut keroncongan alias lapar, beberapa buah-buahan yang diperik okeh Pandu sudah pula siap dinikmati berdua. Sambil menunggu masak mampak Ningrum menyandarkan kepalanya di bahu Pandu yang kekar dan menggelayutkan tangannya manja. Pandu mengelus kening Ningrum matamya menatap rembulan yang seakan membwrikan sinarnya untuk mereka berdua. Suasana seperti itu yang selalu ingin dinikmati oleh pasangan muda, seakan tidak mau neranjak dari kemesraan memasuki dunia nyata yang penuh tantangan. Begitulah pasangan yang sedang dimabuk cinta, dunia hanya milik berdua. Mereka tidak sadar sepasang mata mengamati dari kejauhan apa yang mereka lakukan. Bau harum ikan bakar yang mula...

PENDEKAR DARI PUNCAK MERAPI (0097)

Cerita Bersambung (CerBung) PENDEKAR DARI PUNCAK MERAPI (0097) Oleh: Ki Kusumo P.D.A.J Mendengar penjelasan tersebut Ningrum sangat bangga dengan cita-cita pasangannya yang menyadari bahwa kemampuan yang dimiliki diabdikan bagi kepentingan sesama. Selanjutnya Pandu meneruskan melatih gerakan ilmu kwnuragan sampai selesai dan ia pun merasa dapat menguasai jurus tersebut. Ternyata jurus tersebut seperti gerakan ular yang menari dengan meliuk-liuk dan menyerang dengan patukannya yang mematikan. Ningeum pun kemudian ikut berlatih dengan gerakan pedang naga elang dan mencoba menyisipkan gerakan si kakek yang dia ingat karena hampir sama gerekan jurus yang dimilikinya. Ningrum memadukan gerakan inti si kakek ke dalam gerakan jurusnya, sehingga nampak lebih lincah dan garang. Ternyata mereka berdua mampu memanfaatkan ilmu kanuragen si kakek untuk meningkatkan kemampuan mereka. Pandu mampu menyerap secara keseluruhan utuh, sedangkan Ningrum mengambil inti gerakan dan memadukan dengan gera...

PENDEKAR DARI PUNCAK MERAPI (0096)

Cerita Bersambung (CerBung) PENDEKAR DARI PUNCAK MERAPI (0096) Oleh: Ki Kusumo P.D.A.J Setelah dalam posisi meditasi, si kakek berdiri dan mulai melakukan gerakan ilmu kanuragan yang mengejutkan Pandu dan Ningrum. Tidak disangka ternyata si kakek seperti sedang berlatih jurus jurus ilmu kanuragan, dengan gerakan yang lembut dan mematikan di saat juruanya melancarkan serangan. Setiap gerakan dengan jurua tertentu diulang beberapa kali, seperti masih menghafalkan jurus-jurus ilmu kanuragan. Pandu yang memiliki ketajaman dan daya ingat yang tinggi setelah berlatih ilmu pamungkas dengan laku batin yang berat, seperti melihat seorang guru yang melatihkan jurua ilmu kanuragan kepada muridnya. Semua gerakan si kakek langsung tergambar dalam ingatannya. Kemampuan mengingat ini tidak semua orang yang mempelajari ilmu pamungkas perguruan Walang Kinasih mendapatkannya, Ningrum yang telah menguasai ilmu pamungkas dengan sempurna pun tidak memiliki daya ingat seperti Pandu  Mereka berdua terus ...

PENDEKAR DARI PUNCAK MERAPI (0095)

Cerita Bersambung (CerBung) PENDEKAR DARI PUNCAK MERAPI (0095) Oleh: Ki Kusumo P.D.A.J Gendis sebagai orang muda yang penuh semangat bersedia menjalani tugas tersebut, karena tugas tersebut sangat menantang. Bibi Wardani hanya geleng-geleng kepala melihat semangat anaknya, sebagai orang tua hanya bisa 'tut wuri handayani' yakni memberi dorongan, mengarahkan dan tentu saja mendoakan. Tekad Gendis unruk mengabdikan diri dengan menjadi prajurit wanita, mendorong Garuda anak Bekel Taruno untuk lebih bersemangat dalam belajar ilmu kanuragan. Selama ini Garuda oleh Bekel Taruno telah digembleng dengan belajar di pedepokan di Kotaraja. Namun untuk ke depan agar lebih mandiri, Garuda akan dikirim ke Kiskendo di perguruan Walang Kinasih yang diasuh oleh kakak ipar dan kakek gueu. Garuda setuju dengan rencana ayahnya, tetapi ibu nya masih keberatan. Bekel Taruno terus berusaha membujuk istrinya agar merelakan anak semata wayangnya dapat memperoleh bimbingan ilmu kehidupan dqn ilmu kan...

PENDEKAR DARI PUNCAK MERAPI (0094)

Cerita Bersambung (CerBung) PENDEKAR DARI PUNCAK MERAPI (0094) Oleh: Ki Kusumo P.D.A.J Selanjutnya Bibi Wardani mempersilahkan lurah pasar berbicara. Dengan agak terbata karena takut dengan gerombolan yang selama ini menguasai pasar dan takut juga dengan para pedagang yang mulai berani marah meluapkan kekesalannya selama ini, maka lurah pasar meminta para gerombolan unruk tidak lagi datang dan mengganggu di pasar Gedhe. Mendengar perkataan lurah pasar, salah satu pedagang berteriak: ''Jangan hanya diminta .... tapi dilarang dan bila melakukan diberi hukuman .... Setuju saudara-saudara.''  Para pedagang yang berkumpul pun berteriak setuju dan meminta sekarang pun mereka harus diberi hukuman. Didesak oleh banyak orang lurah pasar pun kebingungan karena selama ini ia tidak berani pada gerombolan tersebut bahkan terkesan melindungi. Dalam suasana demikuan tiba-tiba datang sepasukan prajurit yang baru bertugas berjaga berkeliling. Adanya kerumunan yang ramai menjadikan m...

PENDEKAR DARI PUNCAK MERAPI (0093)

Cerita Bersambung (CerBung) PENDEKAR DARI PUNCAK MERAPI (0093) Oleh: Ki Kusumo P.D.A.J Mendengar omongan Gendis yang sok mengatur, si brewok tambah marah dan berkata: ''Aku sumbat mulutmu yang lancang itu .... kami akan mengalahkan kalian berdua .... tidak ada taruhan .... jelas aku yang akan menang ..... haaaa haaaa....'' Mendapat jawaban seperti itu, Gendis kembali berulah: ''Kalau begitu .... aku yang memutuskan .... kalau kalian kalah .... kalian tidak boleh masuk pasar .... kalau melanggar .... kepala kalian yang jadi taruhannya .....hiiiii hiiiii ....'' Si brewok dan anak buahnya mendidih mendengar ucapan Gendis. Dan lagi kata Gendis lebih lanjut: ''Karena kalian masih muda .... maka kasihan ibuku .... biar aku yang menggantikan .... orang muda lawan orang muda .... sanggup!!!'' Bibi Wardani hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah laku anaknya, tetapi ia sudah makhlum dan tahu kemampuan anaknya, maka ia pun minggir dan duduk d...

PENDEKAR DARI PUNCAK MERAPI (0092)

Cerita Bersambung (CerBung) PENDEKAR DARI PUNCAK MERAPI (0092) Oleh: Ki Kusumo P.D.A.J Bibi Wardani dan Gendis yang baru datang menuju tempat berdagang dicegat oleh Lamun agar cepat pergi menjauh dari pasar, karena gerombolan berandalan mencari Bibi. Mendengar penjelasan tersebut, Bibi Wardani menyerahkan buntalan kepada Lamun dan mengajak Gendis menuju kerumunan di tengah pasar. Orang-orang yang melihat kedatangan Bibi Wardani menjadi cemas dan mengingatkan agar menyingkir, tetapi Bibi Wardani tetap maju menerobos kerumunan orang. Begitu sampai di depan dan terlihat pimpinan berandalan siap menempeleng pedagang yang mencegah tadi, Bibi Wardani berkata:'' Ki sanak .... lepaskan orang itu ...  ia tidak bersalah .... aku yang telah mengingatkan anak buahmu untuk tidak berlaku jail.'' Dengan sangat tenang dan penuh wibawa Bibi Wardani menegur pimpinan berandalan tersebut Mendengar teguran tersebut, pimpinan berandalan melepaskan cengkeramannya serta menoleh ke suara t...

PENDEKAR DARI PUNCAK MERAPI (0091)

Cerita Bersambung (CerBung) PENDEKAR DARI PUNCAK MERAPI (0091) Oleh: Ki Kusumo P.D.A.J Selesai menyiapkan sarapan dengan bahan yang dibeli Bibi Wardani, kemudian Nyi Bekel mengajak tamu-tamunya makan. Sambil makan mereka berbincang tentang berbagai hal dan terutana tentang kakang Dikromo yang pulang ke desa mencari keluarga. Mendengar cerita tersebut Nyi Bekel menyarankan agar Bibi Wardani dan Gendis tetap tinggal di Kotaraja sambil menunggu suaminya kembali, karena kalau menyusul pulang desa, keadaan di desa sudah memprihatinkan diterjang letusan Merapi. Suaminya pasti mencari, dan semoga ada orang yang dikenal di pengungsian yang  memberitahu kalau istri dan anaknya menyusul ke kota.  Nyi Bekel mengusulkan agar Bibi Wardani tinggal di rumah kosong milik mereka yang berada dua rumah di samping kanan rumah yang ditempati Bekel Taruno, daripada kosong. Bekel Taruno setuju, karena Bibi Wardani dan Gendis telah diminta untuk menjadi pengawal pribadi Nyi Bekel setelah kejadian ...