Langsung ke konten utama

PENDEKAR DARI PUNCAK MERAPI (0099)

Cerita Bersambung (CerBung)

PENDEKAR DARI PUNCAK MERAPI (0099)
Oleh: Ki Kusumo P.D.A.J

Selesai bermeditasi si kakek kembali berbaring di dekat perapian, tidak lama kemudian terdengar suara dengkur, menandakan kakek sudah kembali tertidur. Pandu dan Ningrum tetap berusaha tidur, pura-pura tidak terjadi apa-apa, tetapi tetap saja mata tidak bisa terpejam. Meskipun si kakek tidak melakukan tindakan yang membahayakan, namun Pandu tetap memberi isyarat pada Ningrum untuk wapada dan berhati-hati. Oleh karena itu, mereka mengatur untuk bergantian berjaga. Meskipun ketika giliran Ningrum yang berjaga tetapi Pandu tidak bisa tidur juga karena hatinya was-was jika terjadi sesuatu pada Ningrum. Begitulah seorang suami selalu perhatian, menyayangi, mendahulukan kepentingan istri dan bersedia berkorban untuk istri yang dicintai 

Ketika ayam hutan berkokok, pagi-pagi si kakek sudah pergi meninggalkan perapian, Pandu dan Ningrum hanya mengamati arah kepergian si kakek yang menuju ke selatan dan hikang dibalik lebatnya hutan. Setelah si kakek pergi barulah mereka bergerak bangun menuju mulut gua, mereka tertawa ternyata makanan yang disiapkan untuk sarapan pagi sudah habis tanpa sisa sedikitpun. Namun mereka juga bersyukur masih dapat memberi makan si kakek meski dalam keterbatasan makanan. Rasa syukur dan kesediaan memberi dalam keterbatasan merupakan tindakan berbagi yang amat luhur, karena biasanya orang baru berbagi kalau dirinya sudah berkelimpahan. Tindakan sederhana dengan memberi pada yang membutuhkan sangatlah mulia dibanding dengan memberi dari kelebihan.

Seperti biasa setiap pagi Pandu dan Ningrum mengasah kembali kemampuan ilmu kanuragan sambil berolahraga pagi. Setinggi apapun ilmunya kalau tidak secara rutin dan konsisten dilatih, maka tidak akan berkembang. Berlatih adalah salah satu jalan untuk mempertahankan kemampuan dan mengembangkan kemampuan agar sesuai dengan kebutuhan ke depan. Pandu kembali mengulangi gerakan yang didapat dari si kakek yang semalam memeragakan gerakan jurus ilmu kanuragan yang langka dan aneh. Pandu begitu hafal dengan semua gerakan tersebut, sedangkan Ningrum kembali mengambil inti gerakan dengan memadukan dengan jurus tendangan bayangan. Dua orang yang mendapat masukan melalui penglihatan, tetapi masing-masing memiliki daya tangkap yang berbeda serta mengolahnya dengan gaya masing-masing.

Selesai berlatih mereka mempersiapkan diri untuk melanjutkan perjalanan. Mereka kembali menikmati indahnya alam ciptaan Sang Hyang Widi dari ketinggian lereng gunung di mulut gua. Setelah puas mereka berjalan menyusuri sungai yang airnya sangat jernih dengan riak-riak kecil menjadikan suasana sangat romantis dan menyejukkan hati. Perjalanan menyusuri sungai, selain sejuk juga mendekatkan mereka dengan sumber makanan dan air. Perjalanan menyusuri hutan larangan memang membutuhkan kekuatan fisik karena hutannya sangat lebat dan jatang dilalui orang, sehingga tidak ada bekas jalan setapak. Beredar kabar kalau wilayah hutan larangan, selain hutannya ''angker'' juga banyak binatang buas yang berkeliaran. Sudah banyak cerita tentang orang hilang di hutan larangan.  Namun bagi Pandu dan Ningrum cerita tersebut tidak menjadikan mereka takut melewati hutan larangan, justru menjadi tantangan tersendiri bagi pengembara.

Ketika hampir keluar hutan larangan mereka berdua dikejutkan dengan segerombolan monyet hutan yang bergerombol di tepi sungai bergelayutan di pohon sambil menikmati buah-buahan yang ada dan turun ke sungai minum air. Jumlah mereka yang banyak, menjadikan Pandu dan Ningrum berhenti serta kawatir untuk melanjutkan perjalanan melewati gerombolan monyet hutan tersebut. Monyet-monyet tersebut benar-benar asyik menikmati berbagai buah yang ada di tepi kanan kiri sungai seperti jambu, pisang dll yang banyak tumbuh di situ. Sepertinya daerah ini hutan buah-buahan yang menjadi tempat binatang pemakan buah mencari makan. Sesekali burungpun menyambar turun diantara monyet yang ada untuk mengambil buah. Suasana daerah tersebut menjadi sangat mempesona karena adanya binatang pemakan buah yang berkerumun ei situ. Mereka bermain bahkan kadang berebutan, sehingga cukup menggelikan jika dilihat.

Bersambung ....
SELAMAT SORE. TETAP SEMANGAT 

Postingan populer dari blog ini

Lanjutan: Kekuasaan Untuk Rakyat???

Lanjutan: Kekuasaan Untuk Rakyat ??? Bagian ini adalah lanjutan tulisan tentang Kekuasaan untuk rakyat???  yang  pada bagian pertama terdapat 12 tips yang dapat jadi acuan dalam memahami kekuasaan, kelanjutan no. 13 s.d. 30 sbb: 13. Berpura-puralah Menjadi Orang Tolol Untuk Menangkap Orang Tolol. Bermain peran, drama atau sandiwara dalam kehidupan merupakan cara yang tepat untuk mendapatkan sesuatu yang bermanfaat dari pihak lain. Manusia akan mencari  habitat atau lingkungan yang sepadan, setara atau sama dalam status, hobi, dll. Oleh karena itu, untuk dapat diterima dalam suatu komunitas seseorang harus pandai bermain peran agar hubungan atau pergaulan menjadi nyaman, karena memiliki sesuatu yang sama dengan orang- orang dalam. komunitas tersebut. ''Berpura-pura lah jadi orang tolol, untuk menangkap orang tolol'' adalah istilah yang tepat kalau Anda bermain peran. Dalam hal ini Anda dapat menggali berbagai hal yang Anda butuhkan dari pihak lain tanpa mereka sadar...

Lanjutan: Kekuasaan Untuk Rakyat???

Lanjutan:  Kekuasaan Untuk R akyat ??? Bagian ini kelanjutan dari bagian pertama dan kedua tentang ''Kekuasaan Untuk Rakyat???''  Dalam bagian tiga ini  ada tips no 31 s.d. 44 seperti berikut ini: 31. Jadilah Seperti Uap atau Asap Yang Berbentuk Uap akan selalu menyesuaikan dengan wadah dan arah angin, yang  pada  akhirnya hilang menyatu dengan udara. Namun ada juga orang yang mampu membentuk uap menjadi sesuatu yang menarik, misalnya asap rokok yang disemburkan keluar mulut membentuk  lingkaran, pesawat yang mampu menggunakan asap untuk atraksi yang menarik, dsb. Dalam kehidupan ini ''Jadilah seperti uap atau asap yang berbentuk.'', artinya jadi lah Anda orang yang menarik pihak lain, meskipun hanya sesaat. Hal ini diperlukan karena manusia mudah melupakan suatu peristiwa, gunakan hal tersebut untuk mendapat manfaat meski hanya sekilas. Jangan sia- sia kan hal kecil atau kesempatan yang ada lewat begitu saja, kalau hal tersebut membawa keberuntungan...

Lanjutan: Kekuasaan Untuk Rakyat???

Lanjutan:  Kekuasaan Untuk R akyat ??? Setelah bagian 1, 2, dan 3, ini adalah bagian terakhir tulisan  ""Kekuasaan Untuk Rakyat???'' yang secara keseluruhan ada 56 (lima puluh enam) tips untuk dapat meraih  kekuasaan dan mempertahankannya. Bagian terakhir ini antara lain sbb: 45. Jangan Pernah Terlihat Lebih Baik Dari Atasan Anda Sudah jamaknya kalau pemimpin atau atasan akan  merasa dirinya  lebih baik daripada yang dipimpin atau bawahan. Ini adalah prinsip dasar dalam diri setiap manusia, menjadi yang terbaik dibandingkan orang lain yang statusnya ada di level bawahnya. Kalau Anda tidak tahu, tidak paham dan tidak mengerti hal tersebut, sudah pasti Anda tidak akan mampu bekerjasama dengan atasan atau pimpinan Anda. Padahal kalau level status Anda masih di bawah, maka suka tidak suka, tidak ada pilihan lain kecuali menjalankan tugas dari atasan, meskipun Anda tahu bahwa cara atau petunjuk dalam  menyelesaikan yang diberikan atasan tidak efektif bila di...