KESADARAN SEMESTA
Dalam perjalanan hidup ini kadang manusia memiliki berbagai rencana untuk masa depan yang menjadi tujuan hidupnya. Namun seringkali apa yang terjadi atau dialami tidak sesuai dengan rencana, atau sedikit meleset, tidak sesuai harapan. Harapan atau cita-cita tentu akan diperjuangkan dengan segala upaya dan pengorbanan tenaga dan waktu serta tidak ketinggalan pengorbanan materiil yang tidak sedikit. Dalam masa pemilu, khususnya pemilihan legislatif, beberapa orang yang mencalonkan diri, ternyata memperoleh suara jauh dari yang diharapkan. Ada caleg gagal yang mengamuk setelah mengeluarkan dana besar untuk berkampanye, bahkan mungkin untuk ''membeli suara'', tetapi suara lari entah kemana? Ada juga caleg yang telah menjual mobil dan harta lain ternyata suaranya hanya mendapat 10 suara, tentu sakit hati sekali melihat kenyataan tersebut. Tetapi ada pula yang tidak menyangka dapat memperoleh suara banyak, padahal tidak mengeluarkan dana banyak, hanya sekadarnya saja sebagai biaya kampanye.
Melihat hal tersebut orang menjadi bingung dan tidak mengerti mengapa bisa terjadi. Orang yang berusaha dengan mengeluarkan dana besar besaran tidak mencapai hasil, sedangkan orang yang biasa biasa saja beruntung lolos menjadi caleg. Bagaimana bisa? Apa sebenarnya yang terjadi? Tidak adilkah semesta memperlakukan manusia?
Hidup ini memang bergulir sesuai dengan kehendak semesta. Kalau dipandang dari sisi yang mengalami pasti akan dikatakan hal tersebut tidak adil, tetapi bagi semesta hal tersebut yang paling baik. Mungkin semesta menyiapkan untuk lebih baik lagi ke depan atau ada tugas lain yang lebih cocok dan tepat. Ini adalah rahasia semesta.
Untuk memahami kehendak semesta, manusia harus memiliki kesadaran bahwa dirinya adalah bagian dari semesta yang menjadi satu kesatuan dengan semesta sendiri. Kesadaran ini bila mana sudah dimiliki, maka akan mampu membaca tanda-tanda alam atau petunjuk semesta. Bagaimana cara untuk memiliki kesadaran semesta? Apakah semua orang bisa? Untuk sampai pada tingkat kesadaran semesta semua orang bisa, hanya saja masing-masing orang dalam melatih diri memiliki talenta atau potensi masing-masing, ada yang cepat, sedang atau lambat, juga tergantung ketekunan. Ini yang harus diingat oleh masing-masing pribadi, tidak bisa membandingkan satu dengan yang lain. Dalam hal ini tidak boleh ada rasa iri hati, bagi yang kurang beruntung, tetapi juga tidak boleh sombong dan merendahkan apabila beruntung memiliki kesadaran semesta.
Kesadaran semesta dapat dilatih tetapi juga dapat diterima sebagai anugerah yang diterima oleh seseorang. Dengan memiliki kesadaran semesta manusia menjadi tahu ''jalan pulang'' dan "'jalan hidup'' sehingga dapat dengan penuh kegembiraan dan suka cita mengarungi kehidupan ini. Bagi mereka yang belum menemukan kesadaran semesta, hidupnya menjadi tidak terarah dan galau dalam menjalani kehidupan. Dalam hal ini masing-masing orang dapat merasakan sendiri sampai dimana kesadaran semesta, yang dalam kepercayaan disebut sebagai ''maneges'' adapun pengertian :'Maneges adalah bahasa Jawa yang berasal dari kata Teges yang dapat berarti jelas. Dalam hal ini adalah mencari kejelasan melalui samadhi atau mengheningkan cipta dengan senantiasa pasrah pada hukum alam dan hukum sebab akibat serta mengenali diri sendiri sampai menemukan siapa aku.''
Dalam keheningan tersebut manusia akan menemukan kesadaran semestasemesta dalam dirinya dan keterhubungannya dengan semesta.
Dalam kesadaran semesta tersebut menjadikan manusia semakin mengenal dirinya, lingkungan dan seluruh isi semesta. Kesadaran semesta ini menuntun manusia menemukan ''Tuhan'' tanpa melalui perantara atau utusan, karena kitabnya adalah alam semesta, tidak ada kitab yang tertulis atau tercetak, kitabnya adalah kenyataan di alam semesta yang terbentang, yang tidak pernah selesai atau habis dibaca. Kitab tanpa tulisan.
Dengan memiliki kesadaran semesta, manusia semakin menerima, memahami kehidupan yang ditunjukkan dengan hal hal sebagai berikut:
1 Menyadari dan mengakui Kesemestaan yang manunggal
Dengan kesadaran semesta manusia semakin memahami bahwa ''Tuhan'' yang satu manunggal dalam semesta yang keberadaannya tidak terbatas, penuh kasik, baik, bijak serta mengetahui segala isi semesta. Tidak pernah menghukum tetapi menuntun menuju kesempurnaan tak terbatas.
Dengan demikian mereka yang telah sampai pada kesadaran semesta tidak pernah kawatir akan hidupnya, karena semua dalam tuntunan ''Tuhan'' meski kadang jalan yang dilalui dalam hidup berliku dan penuh tantangan, kesemuanya hanya untuk menuntun manusia menuju kesempurnaan. Dengan menyadari dan mengakui Kesemestaan yang ''manunggal'' membawa manusia dalam jalan kebenaran dan kedamaian.
2. Tidak mempercayai setan, jin dan hal-hal klenik/mistik.
Manusia yang sudah mencapai kesadaran semesta akan percaya diri karena pada dasarnya anugerah yang bersumber dari Sang Sumber kehidupan baginya sangat tak terbatas. Hanya manusia yang diberi kekuatan pikiran yang mampu membuka tabir semesta, sehingga kalau sudah memiliki kesadaran semesta manusia tidak lagi percaya pada hal hal gaib yang dikatakan berasal dari dunia lain, karena baginya hidup adalah ''kasunyatan'' atau kenyataan yang belum dipahami ketika hal itu dianggap gaib. Saatnya nanti yang tersembunyi di semesta akan terbuka, ketika sudah waktunya manusia menemukannya dengan tuntunan semesta sendiri.
3. Mengembangkan perilaku yang bermoral dan santun.
Dalam hidup bersama tentu ada ranbu-rambu yang harus dihormati oleh semua orang yang berada dalam lingkup hidup bersama tersebut. Bagi mereka yang sudah memiliki kesadaran semesta tentu akan berusaha untuk menjadi orang yang bermanfaat bagi lingkungan di mana ia hidup dan berada, maka yang dilakukan adalah mengembangkan perilaku bermoral dan santun. Dengan demikian hidup bersama menjadi lebih damai dan penuh dengan cinta kasih. Mereka yang telah sampai kesadaran semesta menjadi motor penggerak untuk lahirnya peradaban yang lebih mengutamakan keselarasan, keseimbangan, saling bekerja sama dalam kesetaraan, saling menghormati, menghargai, tidak merasa paling benar atau suci dan membangun harmoni sebagai energi kehidupan dalam hidup pribadi, keluarga, masyarakat, negara bangsa dan dunia semesta.
4. Hukum alam sebagai hukum yang berlaku dalam kehidupan, dengan mewujudkan perdamaian semesta, yang didasari pada cinta kasih kepada semua mahkluk, yaitu manusia, hewan dan tumbuhan.
Selain membangun kehidupan yang penuh harmoni dan damai, mereka yang sudah mencapai kesadaran semesta sangat paham dengan hukum alam dan memahami bahwa hukum tersebut berlaku untuk semua yang ada di semesta tanpa terkecuali. Mereka sadar bahwa hukum tersebut akan berlaku dengan sendirinya kalau manusia melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan hukum alam, demikian pula bila selaras dengan hukum alam, hidup menjadi lancar, tenang, tentram dan damai. .Dengan kesadaran tersebut, hukum alam akan membawa perdamaian dunia, yang didasari pada cinta kasih kepada semua mahkluk hidup. Dalam hal ini hukum alam akan menuntun manusia dan seisi semesta menuju kesempurnaan tak terbatas.
5. Melestarikan alam, menciptakan ketentraman lahir batin dan keindahan
Alam semesta ini terbentuk untuk menjadi tempat hidup seluruh mahkluk, manusia sebagai mahkluk yang dalam rantai kehidupan berada di tingkat tertinggi, bertanggungjawab untuk menjaga dan merawat alam untuk generasinya dan juga generasi generasi selanjutnya. Dengan melestarikan alam akan tercipta ketentraman dalam diri dan semua mahkluk hidup. Selain itu, keindahan alami akan membuat suasana alam akan membawa keselarasan dalam kehidupan. Apabila kelestarian alam tidak dijaga dan dirawat demi keseimbangan, maka alam sendiri akan menyeimbangkan dirinya sesuai hukum alam yang berlaku. Kelestarian alam membawa seluruh mahkluk hidup dalam damai dan sejahtera.
6. Meningkatkan semangat hidup melalui olah batin, dan meditasi dalam keheningan.
Kesadaran semesta akan membawa seseorang untuk semakin memiliki semangat hidup melalui olah batin, dan meditasi dalam keheningan. Semakin menyatu dengan semesta, sehingga getaran semesta dan dirinya menjadi satu frekuensi, energi semesta dan dirinya menjadi kekuatan yang ''manunggal''. Vibrasi semesta dan dirinya saling mempengaruhi, yang pada akhirnya manusia yang telah sampai pada kesadaran semesta mampu membaca tanda-tanda alam sebagai petunjuk bagi dirinya dalam mengarungi kehidupan. Keselarasan yang terjadi ini membawa aura positif bagi semua mahkluk yang berada di sekitarnya, membawa semangat hidup yang penuh cinta kasih dan kedamaian.
7. Menciptakan budaya gotong-royong dan rukun.
Budaya gotong royong dan kerukunan adalah warisan leluhur yang menjadikan manusia Nusantara tetap kuat dan bersatu meskipun dalam perbedaan. Bhineka tunggal ika, semboyan yang membawa persatuan, meskipun berbeda-beda tetapi tetap satu. Budaya gotong royong dan rukun adalah bentuk nyata kesadaran semesta, tanpa memiliki kesadaran tersebut akan sulit untuk dapat mewujudkan budaya twrsebut. Lihat saja dalam perkembangan zaman modern ini, manusia srmakin individualis, tidak menyadari bahwa seluruh isi semesta ini saling bergantung dan dalam satu kesatuan. Individualisme akan berdampak negatif bagi diri dan lingkungan. Hanya mereka yang sudah sampai pada kesadaran semesta yang memiliki semangat gotong royong dan rukun, merekalah yang mampu menciptakan budaya tersebut.
8. Meningkatkan kemanunggalan dengan semesta.
Dengan telah sampai pada kesadaran semesta, seseorang akan semakin memahami siklus kehidupan yang selalu berulang dengan variasi sesuai dengan keadaan zamannya. Mereka mampu menangkap isyarat semesta, karena sudah semakin ''manunggal'' dengan semesta. Kemanunggalan inilah yang disebut sebagai ''jagad gedhe'' yang merupakan semesta dan manusia disebut ''jagad alit''.
Kesadaran semesta pada akhirnya membawa manusia yang telah mencapainya akan hidup dengan tuntunan semesta, karena dirinya sudah ''manunggal'', yang ada adalah rasa damai dan penuh cinta kasih dalam kehidupan ini. Syukur dan bahagia dalam situasi dan kondisi apapun, karena semua adalah tuntunan semesta untuk menggapai kesempurnaan tak terbatas.
Kesadaran semesta yang dimiliki seseorang akan membawa aura positif dalam kehidupan. Kehadirannya menjadikan situasi di lingkungannya penuh damai dan cinta, yang ditunjukkan dengan semakin banyaknya manusia yang mencapai kesadaran semesta di sekelilingnya. Lalu bagaimana kesadaran semesta berhadapan dengan modernisasi atau kemajuan?
Kesadaran semesta sendiri adalah pembuka pintu bagi kemajuan, karena dalam kesadaran semesta tersebut ditemukan atau dipecahkan atau tercipta berbagai fenomena yang sebelumnya menjadi misteri menjadi terbukti atau terjawab. Lihat saja berbagai penemuan tercipta karena sang penemu sudah mencapai kesadaran semesta. Mereka memecahkan berbagai hal yang belum terjawab atau fenomena dalam pencarian di keheningan dan semangat menciptakan lingkungan alam menjadi sahabat manusia, yang akan semakin mempermudah kehidupan manusia. Kesadaran semesta awal dari lahirnya peradaban baru, dengan penemuan penemuan ilmu pengetahuan teknologi dan artificial intelligence menuju kesempurnaan tak terbatas. Dalam kesadaran semesta para pencari jawab atas fenomena yang ada si semesta ditemukan. Salam waras.
Toraja, 27 Februarii 2024
Rahayu. Rahayu, Rahayu
Kusumo Pawiro Danu Atmojo Jayadiningrat.