MATI SURI
''Hidup segan, mati tak mau'', kata-kata yang dituliskan berupa ''tato'' pada tangan seseorang tersebut mengundang pertanyaan, apa maksudnya? Hidup tidak mau, mati tidak mau. Lalu maunya apa? Mati suri kah?
Dalam dunia kedokteran ada yang disebut mati suri yaitu ''keadaan ketika seseorang dianggap meninggal dunia, tetapi menunjukkan tanda-tanda kehidupan kembali beberapa waktu setelahnya. Dalam dunia medis, istilah ini mengacu pada kembalinya sirkulasi spontan setelah tindakan resusitasi jantung dan paru (CPR) dihentikan.''
Orang yang mati suri dan ketika terbangun bercerita tentang perjalananya selama dalam keadaan mati suri, dianggap sebagai suatu kebenaran dan ajaib. Kadang bercerita kalau bertemu dengan sinar putih kah, masuk ke dalam surga bertemu malaikat dan lain-lain cerita, yang kemudian dipercaya sebagai hal ghoib. Apakah benar demikian? Atau kah itu hanya rangkaian peristiwa yang terjadi dalam memori otak? Bagaimana harus bersikap terhadap cerita cerita tersebut?
Sebagaimana pernah disampaikan dalam tulisan
''Lupakan'', yang antara lain menjelaskan tentang proses belajar dalam otak manusia, di mana informasi diproses dalam memori otak. Segala informasi yang masuk menjadi memori yang tersimpan dalam otak. Oleh karena itu, ketika selama mati suri, otak tetap bekerja dengan memori yang ada, sehingga seseorang yang mati suri dapat berhalusinasi dalam mati surinya. Apa yang diceritakan bukan pengalaman jiwa yang pergi ke mana mana, tetapi memori yang sudah pernah masuk sebagai informasi, kemudian dimunculkan lagi. Dalam hal ini, otak memori seperti file penyimpanan yang suatu saat tanpa sadar pun dapat diambil informasi yang lama tersimpan dalam memori otak. Dengan demikian pengalaman halusinasi saat mati suri, adalah kumpulan informasi yang ada di salam otak yang tanpa disadari muncul dan menjadi informasi baru lagi bagi memori otak. Namun demikian masih ada orang yang percaya bahwa hal tersebut adalah hal ghoib, biarkan lah orang dengan keyakinannya.
Otak manusia memang luar biasa cara kerjanya, dan hal tersebut akan terus berkembang menyesuaikan dengan proses evolusi semesta. Makin lama informasi yang diserap otak makin banyak dan kompleks, sehingga kemampuan manusia untuk membongkar rahasia semesta pun menjadi maju. Hal ini disebabkan mudahnya informasi diperoleh melalui internet, media sosial dll.
Zaman nenek moyang manusia sebagai pemburu pengumpul, otak manusia hanya merancang bagaimana bertahan hidup dengan berburu binatang dan mengumpulkan bahan makanan. Ketika memasuki zaman pertanian, manusia mulai men ''domestik'' kan atau menjinakkan binatang liar serta bertani untuk menghasilkan sumber makanan. Di zaman revolusi industri, manusia mulai menggunakan otaknya untuk merancang peralatan yang membantu manusia memudahkan hidupnya dan digunakan untuk bertahan hidup. Sampai sekarang zaman internet dan Artificial Intelligence, otak manusia terus berusaha membangun teknologi yang canggih dan mengembangkan A I untuk bertahan hidup yang tentu mempermudah kehidupan manusia. Otak manusia akan terus berevolusi dalam menanggapi setiap peristiwa kehidupan yang terus berubah dan berkembang.
Dalam hal ini tidak ada pilihan lain bagi manusia selain beradaptasi dengan perubahan tersebut agar tetap bertahan hidup selamanya. Bisa dibayangkan dalam waktu 200 ribu tahun sejah hadirnya homo sapiens, otak manusia mengalami perubahan dalam menyerap informasi dan menggunakan kembali untuk lebih memajukan cara hidup manusia dan cara bertahan hidup. Dengan makin banyak informasi yang masuk ke dalam memori otak, maka manusia makin kritis dan cerdas. Internet dan media sosial, mengubah gaya hidup manusia. Zaman ini suatu saat akan dikenang sebagai zaman dunia maya. Cerita karangan masa lalu akan menjadi usang dan tidak lagi relevan dan hanya menjadi kenangan.
Manusia modern akan mulai melukis dan mengukir budayanya sendiri sesuai perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan Artificial Intelligence. Jangan salah kan kalau orang tidak lagi percaya pada cerita orang yang pernah mati suri. Hal itu dianggap sebagai halusinasi seseorang saja dan tidak ada kaitan dan artinya bagi orang lain. Generasi zaman sekarang akan memiliki cerita sendiri, kalau mereka mati suri, bukan lagi ketemu sinar putih atau ketemu malaikat, tetapi bisa saja mereka berada di planet lain atau bertemu mahkluk luar angkasa, karena memori otak telah menyimpan hal tersebut. Bisa jadi mereka memiliki pengalaman pergi ke planet lain, sehingga ketika mati suri, halusinasinya berkaitan dengan hal tersebut. Manusia makin berpikir logis dan kritis dalam melihat setiap peristiwa kehidupan. Tidak mudah percaya dengan hal hal yang di luar akal sehat dan logika. Lalu bagaimana iman kepercayaan mereka?
Pengalaman iman sifatnya personal, sehingga manusia ke depan tidak lagi beriman tetapi ber spiritual yaitu suatu ''pengalaman manusia secara umum dari suatu pengertian akan makna, tujuan dan moralitas dalam hidup.'' Manusia akan berusaha agar hidupnya menjadi bermakna bagi diri, lingkungan bahkan semesta. Manusia akan mendefinisi ulang persoalan moral yang sesuai dengan tujuan hidup bersama di semesta, bukan lagi sebagai teori, tetapi bagaimana nilai nilai moral menjadi bagian real dalam hidup, seperti nilai kebersihan, manusia akan dengan sadar membuang sampah. Nilai jujur, tanpa sanksi, manusia sadar tidak akan korupsi, dan nilai-nilai lain yang langsung diterapkan, meski mereka tidak beriman, tetapi spiritualitas atau kesadaran makna dan tujuan hidup lah yang menjadikan mereka sadar bagaimana harus berperilaku dalam hidup. Spiritual menuntun manusia menyikapi kehidupan yang real, bukan dengan impian surga neraka. Bagi manusia modern ke depan, berbuat nyata berarti beriman, bukan saja hanya beritual.
Memahami makna dan tujuan hidup, akan menjadikan manusia mengenal dirinya dan 'Tuhan' nya, dan pengalaman ini akan bersifat pribadi atau personal. Pencapaian pada tingkat kesadaran ini, manusia akan makin mencintai dirinya, mencintai sesama dan mencintai lingkungannya, karena kesemuanya adalah satu kesatuan untuk menjadikan hidup lebih nyaman dan manusia dapat bertahan hidup lebih lama. Bukan lagi mati suri dengan hidup segan mati tak mau, tetapi manusia ingin hidup penuh semangat dan suka cita, karena sudah sadar akan makna dan tujuan hidup. Salam waras.
Mino, 14 Januari 2024
Rahayu. Rahayu, Rahayu
Kusumo Pawiro Danu Atmojo Jayadiningrat